UG

Sunday, January 5, 2014

BAB 6 PELAPISAN SOSIAL DAN PERSAMAAN DERAJAT


BAB 6. PELAPISAN SOSIAL DAN PERSAMAAN DERAJAT

A . PENGERTIAN

Masyarakat terbentuk dari individu – individu yang memiliki latar belakang tertentu akan membentuk masyarakat yang heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya kelompok sosial maka terbentuklah pelapisan sosial.

 

Bentuk dari masyarakat terdiri atas individu-individu yang saling membutuhkan. Individu dan masyarakat sangat komplementer yang bisa dilihat seperti :

1.   Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan kepribadian

2.   Individu mempengaruhi masyarakat yang bisa menyebabkan perubahan besar

Manusia sebagai makhluk sosial yang selalui mengalami perubahan sosial, bisa disebut juga dengan istilah Stratifikasi Sosial atau Pelapisan Masyarakat.

STRATIFIKASI atau STRATIFICTION berasal dari kata STRATA atauSTRATUM yang berarti LAPISAN. Karena itu Social Stratification bisa disebut dengan Stratifikasi Sosial yang kemasyarakatannya berada di dalam suatu lapisan atau stratum.

Teori lengkap mengenai Stratifikasi Sosial dikemukakan oleh Theodorson dkk. Dalam Dictionary of Sociology, dikatakan sebagai berikut :

 “Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas tersusun secara bertingkat (hierarchis)”

“ dan peranan yang relative permanen yang terdapat di dalam sistem sosial (dari kelompook kecil sampai ke masyarakat)"

 

B. Pelapisan Sosial dan Ciri Tetap Kelompok Soisal

Pembagian san pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin. Seperti halnya laki-laki dan perempuan seharusnya dibedakan dalam pekerjaan dan yang sesuai dengan kemampuan dan kelebihan yang dimiliki setiap individu itu sendiri.

 

 

 

C. Terjadinya Pelepasan Sosial

- Terjadi Dengan Sednirinya

- Terjadi Dengan Disengaja

 

D. Pembedaan Sistem Pelepasan Menurut Sifatnya

1. Sistem Pelapisan Masyarakat yang Tertutup

Di dalam sistem ini pemindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke atas mungkin terjadi kecuali ada hal-hal istimewa. Di dalam sistem yang demikian itu satu-satunya jalan untuk dapat masuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran.

2. Sistem Pelapisan Masyarakat yang Terbuka

Di dalam sistem yang demikian ini setiap anggota masyarakat memilikikesempatn untuk jatuh ke lapisan di atasnya.

 

E. Beberapa Teori tTentang Pelapisan Sosial

Pelapisan Sosial terbagi sebagai berikut :

1.    Masyarakat Kelas Atas (upper class)

2.   Masyarakat Kelas Menengah (middle class)

3.   Masyarakat Kelas Bawah (lower class)

 

F. Kesamaan Derajat

          Sifat berpengaruh anatara manusia dan lingkungan masyarakat pad aumumnya adalah timbale balik, artinya seseorang itu sebagai anggota masyarakkatnya. Mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintahan dan Negara. Beberapa hak dan kewajiban penting ditetapkan dalam Undang- Undang (konstitusi) sebagai hak dan kewajiban asasi. Untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban ini  dengan bebas dari rasa takut perlu adanya jaminan. Dan yang mampu memberikan jaminnan ini adalah pemerintah yang kuat dan berwibawa. Di dalam susunan Negara modern hak-hak dan kebebasan-kebebasan asasi manusia itu dilindungi oleh Undang – Undang dan menjadi hokum positif. Undang – Undang tersebut berlaku sama pada setiap orang tanpa kecualinya dalam arti semua orang mempunyainya.
PENDAPAT PRIBADI:


Berbicara tentang kelompok sosial atau pelapisan sosial dan persamaan derajat, mungkin sudah banyak kita jumpai pada kehidupan sehari-hari kita. Misalnya saja kelompok anak pejabat, kelompok anak miskin, kelompok anak jalanan dan lain-lain. Contoh yang terjadi dalam lingkungan sekolah yaitu didalam 1 kelas terdapat siswa yang keluarganya berasal dari kalangan atas, menengah, dan bawah biasanya mereka akan mengelompok sesuai dengan kesamaan derajatnya.

Lalu ada juga istilah senior dan junior. Banyak kasus-kasus yang sudah sering kita ketaui dari berita tentang kesenioritasan, entah itu terjadi pada dunia persekolahan, ataupun perkuliahan. Pada kasus ini halnya lebih menjurus terhadap ‘bullying’. Pada awalnya sikap-sikap senioritas berasal dari organisasi militer yang bermaksut untuk melatih kepatuhan junior kepada seniornya, Cuma sangat disayangkan budaya kemiliteran ini menjadi di adopsi oleh kaum-kaum nonmiliter dan hingga tersebar ke pada lingkungan sekolah.

Sikap kesenioritas yang teradopsi di lingkungan sekolah ini biasanya akan menimbulkan kelompok-kelompok atau biasanya yang disebut dengan ‘geng’. Nah biasanya personil-personil si geng ini merasa berkuasa dan mulai membuat masalah salah satunya adalah kesenioritasan. Kita ambil contohnya dari salah satu sekolah menengah yang ada di jakarta.  Penyebabnya hanya junior yang tidak memakai kaos dalam pada saat di sekolah. Seharusnya hal ini tidak menjadi masalah yang harus dipermasalahkan sehingga menimbulkan kekerasan diantara mereka. Ini adalah faktor sampingan agar mereka mendapat aktor yang digunakan untuk pelampiasan para senior tersebut. 

Lingkungan sosial yang dapat menyebabkan munculnya kekerasan di sekolah adalah adanya pengurus, pemimpin dan guru-guru di sekolah yang tidak terlalu memperhatikan pola pertemanan yang dilakukan oleh siswa-siswanya antar generasi. Menurut mereka hal seperti ini tidak terlalu penting untuk diperhatikan karena mulai awal sekolah didirikan sampai saat ini pola perteman antar siswa seperti itu saja, tidak ada perubahan yang mencolok, padahal jika di telik lebih dalam lagi ada maslah-masalah yang tertutup yang hanya diketahui oleh siswa.

Walaupun kita semua menyadari bahwa budaya seperti itu tidak baik, tetapi masih saja dapat dengan mudah kita temui. Sesungguhnya sudah jelas ntah itu di kitab suci ataupun di hukum, menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai hak yang sama, sama rata di mata hukum, dan lain lain. Kelompok sosial boleh kita nilai semata tetapi sebaiknya kita berteman dan bersosialisasi dengan segala macam kelompok sosial tanpa memandang apakah dia itu kaya atau miskin, pintar atau bodoh, senior atau junior. Semua itu kita lakukan semata-mata untuk ke sejahteraan hidup bersosial.

No comments:

Post a Comment