UG

Tuesday, January 7, 2014

BAB 8 PERTENTENGAN SOSIAL DAN INTEGERASI MASYARAKAT


PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

 

1. Perbedaan Kepentingan Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu.

Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya. Individu yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:

1.Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.

2.Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.

3.Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.

4.Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.

5.Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.

6.Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelomponya.

7.Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.

8.Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.

Dalam hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan suatu konflik. Hal mendasar yang dapat menimbulkan suatu konflik adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan. Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi ada beberapa fase, yaitu Fase Disorganisasi dan Fase

2. Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme

a. Prasangka dan diskriminasi Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.

b. Perbedaan Prasangka dan diskriminasi Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap sesuatu. Dalam kondisi prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status sosial bagi suatu individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka.

c. Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan Diskriminatif

1. Latar belakang sejarah. Misalnya : bangsa kita masih menganggap bangsa Belanda adalah bangsa penjajah.Ini dilatarbelakangi karena pada masa lampau Bangsa Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih 3,5 abad.

2. Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional Apabila prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok orang kaya dengan orang miskin.

3. Bersumber dari faktor kepribadian Bersifat prasangka merupakan gambaran sifat seseorang. Tipe authorian personality adalah sebagian ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat konservatif dan tertutup.

4. Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama. Banyak sekali konflik yang ditimbulkan karean agama. Seperti yang kita alami sekarang diseluruh penjuru dunia.

 

d. Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi Dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari.

e. Ethnosentrisme Yaitu anggapan suatu bangsa/ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai suatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa bangsa/ras lain kurang baik dimata mereka. Ethnosentrisme merupakan gejala sosial yang universal.

3. Pertentangan-pertentangan sosial/ketegangan dalam masyarakat. * Mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Mengandung tiga taraf :

1. Pada taraf yang terdapat didalam diri seseorang.

2. Pada taraf yang terdapat pada suatu kelompok

3. Pada taraf yang terdapat pada suatu masyarakat. Adapun cara pemecahan konflik tersebut adalah sebagai berikut :

- Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.

- Subjunction atau Domination, yaitu pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah dan menaatinya.

- Majority rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting.

- Minority consent, artinya kelompok mayoritas yang menang.

- Compromise, artinya semua subkelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.

- Integration artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangan, dan ditelaah.

 

4. Golongan-golongan Yang Berbeda dan Integrasi Sosial

 a. Masyarakat Majemuk dan National Indonesia terdiri dari : Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Aspek-aspek dari kemasyarakatan:

1.Suku bangsa dan kebudayaannya.

2. Agama

3. Bahasa

4. Nasional Indonesia.

 

b. Integritas variabel-variabel yang dapat menghamabat dalam integritas adalah: 1. Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya 2. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi. 3. Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan 4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan c. Integrasi Sosial Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain: d. Integrasi Nasional merupakan masalah yang dialami semua negara didunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya.
PENDAPAT PRIBADI :


BAB 8. PERTENTANGAN MASYARAKAT DAN INTEGERASI SOSIAL

 

Perbedaan kepentingan merupakan masalah yang menimbulkan pertentangan masyarakat. Salah satu contoh yang sering kita temui adalah tawuran. Belakangan ini pun terdengar lg berita tawuran antar sekolah yang heboh di jakarta, dan di daerah lainnya


Kita ambil contoh nya pada aksi tawuran  beberapa saat yang lalu pada tanggal 18 desember 2012 di daerah kebayoran baru, jakarta selatan. Pada aksi tawuran antar pelajar SMA ini melibatkan 2 korban tak bersalah, berita diambil dari liputan6.com, berikut artikelnya:

 "Terjadi pembacokan terhadap seorang siswa SMAN 6 kelas X atas nama MBR," ungkap AKBP Anom Setyadji, Kapolsektro Keb Baru dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/12/2013).

Menurut Anom, MBR naik motor berboncengan dengan temannya Sf. Tiba-tiba dari arah berlawanan muncul 15 orang, diduga pelajar SMA yang belum diketahui, sambil lari menyabet korban dengan celurit.

"Sehingga MBR luka di paha kanan dan langsung dibawa RS Pertamina oleh teman-temannya," jelas Anom.

Selain di depan taman Barito, sambung Anom, tawuran lainnya terjadi di Jalan Radio Dalam (lampu merah Gandaria) Kelurahan Gandaria Utara Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

"Korban AA, 15 th, Islam, pelajar SMAN 6 Kelas X IPS. Mengalami luka di kepala sebelah kiri, lecet di pelipis kanan," beber Anom.

Dalam kejadian itu, ada 2 saksi. "Suk 55 tahun, Islam, swasta, Jl P 1 Kebon Jeruk Jakarta Barat. Dc, pelajar SMAN 6 kelas X IPS," katanya.

Saat peristiwa itu terjadi, lanjutnya, korban dan saksi Dc berboncengan motor di Jalan Radio Dalam. Setiba di perempatan, tiba-tiba tas korban dirampas oleh pelajar lain yang juga mengendarai motor.

"Dan langsung diserang dengan menggunakan gir motor bertali, sehingga melukai kepala bagian kiri," urai Anom.

Anom menuturkan, pelaku adalah pelajar lain berseragam sekolah yang belum diketahui pelajar dari mana.

"Pelaku laki-laki 12 orang, langsung kabur mengendarai motor ke arah Mayestik. Selanjutnya korban oleh orang tuanya dibawa ke RS Muhammadiyah, masih dalam perawatan," ucapnya.

Kini kedua kasus tawuran berbuntut penganiayaan berat itu telah ditangani Polsektro Kebayoran Baru. (Tnt/Yus)

No comments:

Post a Comment